Saturday, July 28, 2012

MOHON DIPERHATIKAN: KESALAHAN PENULISAN "AAMIIN" & SALAM


MOHON DIPERHATIKAN: KESALAHAN PENULISAN "AAMIIN" & SALAM
Kesalahan penulisan Aamiin Yang sering Terjadi 

Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :

1. ”AMIN” (aliF dan mim sama-samapendek),artinya AMAN, TENTRAM
2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3.”AMIIN” (alif pendek & mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA
4.“AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI

Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan “ Amien“ ???

Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do ’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra). Dan di-klaim sebagai DAJJAL

HINDARI PENULISAN ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!

Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...

''Ass,Askum ''dalam ucapan salam.
''Mohd'' untuk panggilan nama Nabi MUhammad.
''Mosque'' untuk panggilan sebuah masjid.
''4JJI'' untuk panggilan Allah SWT.
''Mecca'' untuk sebutan Mekah.


Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...
Karena arti dari kata tersebut adalah
 

Bismillah..
Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

*janganlah bilang Mosque tapi Masjid,karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk.

*jangan menulis MECCA tapi MEKAH,karena MECCA adalah rumah anggur/bir.

*jangan menulis MOhd tapi Muhammad,karena Mohd,. Adalah anjing bermulut besar.

*jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih.

*jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena Ass artinya pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.


INGAT !!!
 
ASS = PANTATMU
ASKUM = CELAKALAH KAMU
 

Maka sampaikanlah salam karena itu DOA, minimal Assalamu'alaikum


Semoga bermanfaat


Sumber : Dakwah Islamia

Friday, July 27, 2012

adab - adab membaca Al-Qur'an

1. Memperhatikanniat ikhlas disaat mempelajari Al- Qur`an dan ketika membacanya. Dikarenakan membaca Al- Qur`an adalah ibadah yang dengan ibadah tersebut bertujuan untuk bertemu dengan wajah Allah. . Setiap amal ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa disertai dua syarat diterimanya amal – yaitu ikhlas dan sesuai tuntunan syariat – makaamalan tersebut akan tertolak. An-Nawawi mengatakan:  Yang pertama kali diperintahkan bagi seorang Qari ’ Al-Qur`an adalah keikhlasan dalam membaca Al-Qur`an, dan hanya menghendaki    perjumpaan dengan wajah Allah subhanahu wata ’ala dari bacaan Al-Qur`an tersebut, dan tidak menghendaki pencapaian sesuatu selain itu ”[4]. Yang dikatakan oleh An- Nawawi ini adalah suatu      yang benar, karena diantara para Qari ’ ada yang membaca Al-Qur`an dengan tujuan agar perhatian kaum manusia tertuju kepadanya, dan agar mereka mendatangi majlis-nya, menyanjungnya dan menghormatinya – Kami memohon kepada Allahkeselamatan dan ‘afiah -. Dan cukuplah sebagai peringatan bagi Qari ’ tersebut, agar diamengetahui siksa bagi seseorang yang mempelajari Al-Qur`an agar dikatakan sebagai seorang Qari ’ Al-Qur`an. Imam Muslim telah meriwayatkan sebuah hadits didalam kitab Shahih beliau, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Saya telah mendengar RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : “ Sesungguhnya orang yang paling pertama kali dijatuhkan putusannya pada hari kiamat, adalah seseorang yang mati syahid. Lalu diapun didatangkan dan dikabarkan nikmat- nikmat baginya lalu diapun mengetahuinya.Allah  berfirman kepadanya:“ Apakah yang telah engkau kerjakan bagi segala nikmat tersebut? “. Dia menjawab: Saya berperang karena Engkau hingga saya mendapatkan mati syahid.Allah berfirman: ”Engkau telah berdusta, akan tetapi engkau berpernag agar engkau dikatakan sebagai seorang yang gagah berani, dan itu telah dikatakan bagimu ”. Kemudian diapun dilerintahkan untuk diseret kehadapan wajahnya lalu dia dicampakkan kedalam  api neraka. Dan seseorang yang  mempelajari ilmu lalu mengajarkannya dan membaca Al-Qur`an.  Kemudian dia dihadapkan, dan dikabarkan nikmat- nikmat baginya lalu diapun mengetahuinya. Allahberfirman:   “Apakah yang telah engkau kerjakan bagi segala nikmat tersebut? “      Dia berkata: Saya mempelajari ilmu dan mengajarannya dan membaca Al-Qur`an karenaEngkau.  Allah berfirman:“ Engkau telah berdusta, akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan sebagai seorang yang alim, danengkau membaca Al-Qur`an agar engkau dikatakan sebagai seorang Qari’, dan itu telah dikatakan bagimu. Kemudian diapun diperintahkan untuk diseret kehadapan wajahnya lalu dia dicampakkan kedalamapi neraka. “ al-hadist[5]2. Mengamalkan kandungan Al-Qur`an Yaitu menghalalkan segala yang dihalalkan didalam Al- Qur`an, mengharamkan segala yang diharamkannya, berhenti pada setiap yang dilarangnya, mengerjakan  setiap perintahnya danmengamalkan setiap ayat- ayatnya yang muhkam dan beriman dengan ayat-ayat yang mutasyabih.Menegakkan setiap hukum- hukumnya dan huruf- hurufnya. Telah ada larangan yang sangat keras bagi seseorang yang Allah berikan kepadanya Al- Qur`an lantas dia tidak mengamalkannya Didalam Shahih Al-Bukhari dari penggalan hadits mimpin Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam – darisebuah hadits yang panjang – ,disebutkan: “Keduanya mengatakan:    Pergilah. Maka kamipun beranjak pergi hingga kami menjumpa seseorang yang berbaring terlentang diatas tengkuknya, dan seseorang yang berdiri diatas kepalanya dengan sebuah pemukul atau sebuah batu besar lalu orang itu memecahkan kepala orang yang berbaring tersebut. Dan sewaktu dia memukulkan batu itu kekepalanya, batu tersebut terguling, kemudian dia pergi mengambil batu tersebut, dan tidaklah dia kembali kepada orang ini hingga kepalanya telah sembuh dan kembali seperti sedia kala, lalu diapun kembali memukulkan batu tersebut kekepalanya. Saya berkata : Siapakah ini ? . Keduanya mengatakan :

“ Pergilah “ ( Kemudian hal itu ditefsirkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau berkata ) : Dan orangyang engkau lihat kepalanya dipukulkan dengan batu besar, adalah seseorang yang Allah telah ajarkan kepadanya Al-Qur`an, namun dimalam hari dia tidur tidak membacanya dan tidak mengamalkan Al- Qur`an disiang ahrinya, akan diperbuat hal demikian pada dirinya pada hari kiamat  “[6]





3. Anjuran untuk selalu mengingat Al- Qur`an dan memperbarui bacaan Al-Qur`an. Mengingat-ingat Al-Qur`an maksudnya adalah dengan membiasakan diri membaca Al-Qur`an dan selalu berupaya mengingatnya. Adapun memperbaruinya adalah dengan memperbaharui untuk konsisten mempelajarinya dan membacanya[7]. Seseorang yang telah memfokuskan dirinya ntukmenghafal Kitab Allah, dan yang telah menghafalkannya, apabila dia tidak menjaganya dengan mempelajari dan mengingat-ingatnya kembali, maka hafalannya dia akan mudah terlupakan. Al-Qur`an sangatlah mudah lepas dari dalam dada, oleh karena itu mesti memperbanyak perhatian  dan lebih sering mempelajarinya dan membacanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan sebuah pemisalan bagi kita akan hal seorang penyandang Al- Qur`an yangmemperhatikan Al-Qur`an dan seseorang yang melalaikannya. Ibnu Umar – radhiallahu ‘anhuma telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 “ Sesungguhnya pemisalan seorang penyandang Al- Qur`an bagaikan pemilik onta yang lagi terikat. Apabila dia memperhatikannya baik- abik tentu dia akan memegangnya dengan erat namun apabila dia melepaskannya maka onta tersebut akan lari darinya “[ 8]

Dan dari hadits Abu Musa – radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

 “ Jagalah Al- Qur`an, Demi Dzat yangmana jiwaku berada didalam genggaman-Nya, sesungguhnya Al-Qur`an sangat mudah lepas  daripada seekor onta yang  ebrada dalam ikatannya “[9]

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan – dalam menerangkan perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam – :

 “ Beliau menyerupakan sirnanya Al-Qur`an dengan berangsur-angsur dan kontinyuitas dalam membaca Al-Qur`an seumpama ikatan pada seekor unta yang dikhawatirkan lepas pergi. Kapan penjagaan Al- Qur`an ini ada, maka hafalan Al-Qur`an pun jug tetap ada, sebagaimana halnya seekor unta, kapan unta tersebut diikat erat dengan tali maka unta tersebut akan tetap terjaga. Dan pengkhususan penyebutan unta pada hadits diatas, dikarenakan unta adalah hewan peliharaan manusia yang paling mudah lepas, dan sangatlah sulit untuk menemukan hewantersebut apabila hewan ini telah lepas[10].

Tendangan Kuda yang meninggalkan Tanda...

Suatu hari Ummi 'Ashim menempuh perjalanan jauh dari Madinah tempat ia tinggal menuju Mesir untuk menemui suaminya Abdul Aziz bin Marwan, yang menjabat sebagai gubernur Mesir. Ia disertai puteranya yang masih kecil bernama Umar.

Di Halwan, tempat peristirahatan ayahnya, Umar berlari-lari dan bermain dengan riangnya. Suatu saat ia masuk ke sebuah istal kuda dan ditendang oleh seekor kuda jantan yang perkasa. Anak itu jatuh terguling, dan darah pun mengucur dari sebuah luka yang terdapat pada wajahnya. Bocah yang malang ini segera dibawa masuk ke rumah.

Tatkala ibunya melihat . . . . , iapun terkejut . Pemandangan itu begitu mencemaskan hatinya. Ayahnya segera diberitahu, dan ketika itu pun pulang dengan tergesa-gesa. Begitu sampai, dilihatnya darah berlumuran di wajah puteranya dan sebuah luka menganga menampakkan tulang. Namun sebelum kepanikan melanda dirinya, tiba-tiba sesuatu terlintas dalam ingatannya.

Ia teringat sesuatu yang membuat dirinya bergetar dan wajahnya jadi berseri. Dan tiba-tiba sebuah senyum merekah di bibirnya . . . . . Setelah si kecil Umar dibersihkan dan lukanya diobati, dengan lembut Abdul Aziz memeluk kedua pundak isterinya.

"Bergembiralah engkau hai Ummi 'Ashim . . . !" Dengan tangan kanannya, diusapnya kepala puteranya dengan lembut. Kedua matanya berkaca-kaca, wajahnya bersinar bahagia. Dengan lirih kedua bibirnya bergumam: "Apabila ada dari keluarga Umaiyah yang mempunyai luka yang dalam di wajahnya . . . .

Kalau begitu engkaulah orang yang berbahagia itu . . . !" Kenangan apakah kiranya yang telah dibangkitkan oleh Firasat Peristiwa itu . . . . .
Firasat Peristiwa itu . . . . . .

Peristiwa itu terjadi tatkala Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab suatu malam terbangun dari tidurnya karena mimpi yang memberi kesan begitu mendalam, yaitu tentang adanya salah seorang keturunannya yang mempunyai luka pada wajahnya. Namanya . . . . . Umar! Ia bertindak dan memerintah dengan keadilan yang meratai umatnya sebagaimana Umar bin Khatthab, dirinya.

Setelah ia terbangun dari tidurnya ia bergumam: "Siapakah dia . . . ? Anak cucu Umar dari Bani Umaiyah . . . . namanya Umar, dan memberikan keadilan yang merata bagi umatnya?" Mimpi itu tetap terpendam selama hampir 40 tahun, sebelum lahir cucunya yang bernama Umar . . bin Abdul Aziz.

Sampai akhirnya Umar bin Khatthab dipanggil menghadap kehadirat Allah swt., tapi rahasia mimpinya terus diingat oleh anak cucunya yang selalu berharap agar tanda-tanda yang ada dalam mimpi Umar bin Khatthab itu dapat ditemui pada wajah putera-putera mereka . . . . .

Umar bin Abdul Aziz adalah keturunan dari tokoh-tokoh yang tabiatnya kontradiktif. Di satu pihak, ia adalah keturunan Umar bin Khatthab, dengan garis keturunannya yang terkenal taat dan taqwa.

Sedangkan di pihak lain, ia merupakan keturunan keluarga Umaiyah yang ekstrim dan kurang memperdulikan agama dan kesucian . . . . . Dari dua kekuatan yang berlawanan itu, lahirlah karakter khas yang menjelma pada pribadi Umar bin Abdul Aziz dalam ukuran dan jangkauan yang lebih luas dan jauh.

Dari dinasti ini muncul satu bukti kemampuan Islam, melahirkan seorang tokoh yang mampu membersihkan kembali sinar Islam, walaupun ia keturunan dari orang-orang yang justru banyak berbuat kerusakan dan keonaran.

Keajaiban seperti itu bukanlah keajaiban yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, walaupun itu telah muncul dalam firasat mimpi Umar bin Khatthab, melainkan ia merupakan keajaiban yang diciptakan oleh takdir Allah swt tanpa usaha dan kesadaran dari anak itu sendiri. (Khulafa'ur Rasul)
.

Menangislah Agar Selamat!


Seorang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk neraka sekalipun air susu kembali masuk kekantong kelenjarnya (perumpamaan untuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi, artinya dia pasti dibebaskan dari neraka)", Hadist sahih ini dari Abu hurairah diriwayatkan oleh Nasaa'i dan al-tirmidzi.


Menangis, kadang sulit dilakukan, walaupun sejak lahir manusia sudah terbiasa menangis. Sulit dilakukan saat dalam lapang dan bahagia. Ketika ada bencana, ujian, musibah, baru mata setetes demi setetes mengalirkan air mata, yang kadang entah untuk apa? dan tanpa makna.

Pernahkah kita menitikkan air mata saat terlintas siksaan Allah? azabnya yang begitu pedih, neraka yang menyala-nyala?, mungkin tidak, atau jarang sekali. Padahal "Mata yang menangis ditengah keheningan malam karena takut kepada Allah, tidak akan tersentuh api neraka", begitu sabda Rasulullah saw dalam hadist hasan riwayat Al-Tirmidzi.

Dalam Hadist mauquf (sanadnya hanya sampai kepada sahabat) Disebutkan: "Tidak ada seorang hamba mukminpun yang meneteskan air matanya karena takut kepada Allah, meskipun butiran air mata tersebut sebesar kepala lalat dan air mata itu menetes disalah satu bagian wajahnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk neraka."

"Wahai saudaraku-saudaraku sekalian, tidakkah kalian menangis karena rindu kepada Allah. Bukankah sesungguhnya orang yang menangis karena takut kepada neraka akan dilindungi Allah dari neraka tersebut? Demikian nasehat Abdul Wahid bin Zaid.

Benar, menangis bisa menyelamatkan kita dari jilatan api neraka. Didalam hadist Abdurrahman bin Samurah, Nabi saw, bersabda: "Suatu malam aku bermimpi, "kemudian Nabi menyebutkan hadist dengan redaksi yang sangat panjang. salah satu isinya adalah sabda beliau: "Aku telah melihat seorang laki-laki dari umatku dipinggir neraka jahannam, kemudian dia dihampiri oleh rasa takut (yang dia miliki) kepada Allah. Amal itu (rasa takut kepada Allah) akhirnya menyelamatkannya dia dari api neraka Jahannam. Dan Aku Melihat ada seorang lelaki dari umatku terjatuh kedalam neraka. Akan tetapi dia didatangi oleh tetesan air matanya (yang menetes) karena takut kepada Allah. Maka air mata itupun mengeluarkan dia dari api neraka."

Karenanya jangan sia-siakan airmata hanya untuk menangisi sesuatu yang tak abadi, menangislah karena takut akan siksaan dan azab Allah swt, jauhilah kemaksiatan, mohonkan ampunan kepada Allah. Tetesan air mata yang mengalir sekarang akan menjadi embun penyejuk pada hari perhitungan kelak, maka menangislah saudaraku, agar selamat..!



Sumber; Dakwah Islamia