Friday, April 12, 2013

Hikmah Kematian




Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat
 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)


 tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

BKPRMI History (2011)













Thursday, April 11, 2013

buku motivasi (belajar dari Kupu-Kupu)

Assalamu'Alaikum!

begitu banyak Hal yang di berikan Allah Kepada kita untuk di ambil pelajaran salah satunya dari seekor kupu-kupu.
silahkan teman-teman download bukunya  disini:

klik Disini

atau

Disini


Cara Mendownload di 4Shared.com tanpa harus daftar :
1.klik Unduh
2.lalu klik Unduh Gratis ( di bawah kata "waktu tunggu 20 detik)
3. akan Muncul permintaan log-in (masuk) pilih masuk Logo facebook (f)
4.izinkan aplikasi 4shared menggunakan akun anda
5. silakan kembali unduh filenya



Apakah Kita Termasuk Muslim Sejati?


"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.\ Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan:." (QS.Huud:112)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

 Ummm.. Kita rajin menjalankan solat wajib 5 waktu + sunah, puasa wajib + sunnah, zakat, infaq, sedekah, kaji qur'an... Tapi kadang diri ini merasa belum cukup untuk menjadi muslim sejati.. Kenapa ya? Nih ada beberapa ciri karakteristik yang seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat). Karakter ini merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam). Semoga Bermanfaat.. 
Kesepuluh karakter itu adalah :
1 ) Salimul Aqidah, Bersih
Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
2 ) Shahihul Ibadah, Benar
Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
3 ) Matinul Khuluq, Mulia
Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
4 ) Qowiyul Jismi, Kuat
Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang
merupakan amanah/titipan
dari Alloh Azza Wa jalla.
5 ) Mutsaqoful Fikri, Luas
wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
6 ) Qodirun 'alal Kasbi, Mampu
berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
7 ) Mujahidun linafsihi,
Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak
baik pada dirinya ataupun
orang lain.
8 ) Haritsun 'ala waqtihi,
Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh Azza Wa Jalla.
9 ) Munazhom Fii Su'unihi,
Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
10 ) Naafi'un Li Ghairihi,
Bermanfaat bagi orang lain,sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagiorang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Wallahu'alam...
Mudah-mudahan dengan
kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita...Baarakallohu
fiikum ..Amin ya Rabbul
'alamiin.

Apakah Kita Termasuk Muslim Sejati


"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.\ Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan:." (QS.Huud:112)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

 Ummm.. Kita rajin menjalankan solat wajib 5 waktu + sunah, puasa wajib + sunnah, zakat, infaq, sedekah, kaji qur'an... Tapi kadang diri ini merasa belum cukup untuk menjadi muslim sejati.. Kenapa ya? Nih ada beberapa ciri karakteristik yang seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat). Karakter ini merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam). Semoga Bermanfaat.. 
Kesepuluh karakter itu adalah :
1 ) Salimul Aqidah, Bersih
Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
2 ) Shahihul Ibadah, Benar
Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
3 ) Matinul Khuluq, Mulia
Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
4 ) Qowiyul Jismi, Kuat
Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang
merupakan amanah/titipan
dari Alloh Azza Wa jalla.
5 ) Mutsaqoful Fikri, Luas
wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
6 ) Qodirun 'alal Kasbi, Mampu
berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
7 ) Mujahidun linafsihi,
Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak
baik pada dirinya ataupun
orang lain.
8 ) Haritsun 'ala waqtihi,
Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh Azza Wa Jalla.
9 ) Munazhom Fii Su'unihi,
Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
10 ) Naafi'un Li Ghairihi,
Bermanfaat bagi orang lain,sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagiorang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Wallahu'alam...
Mudah-mudahan dengan
kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita...Baarakallohu
fiikum ..Amin ya Rabbul
'alamiin.

Wednesday, April 10, 2013

Ebook Motivasi ( keajaiban Ikhlas)

Silahkan Download bukunya dengan Link di bawah ini:


disini

atau

Disini

Di Mana Dia Di hatimu???


Semasa Rasulullah s.a.w. dan Saidina Abu Bakar bersembunyi di Gua Thur, dalam perjalanan hendak berhijrah ke Madinah, musuh-musuh Islam sudah berdiri di hadapan pintu gua dan hampir menemui mereka.

Ketika Saidina Abu Bakar cemas, Rasulullah s.a.w. menenangkannya dengan berkata, "Jangan takut, ALLAH bersama kita."

Itulah kehebatan Rasulullah, ALLAH sentiasa di hatinya.

Ketika di ambang maut?

Sewaktu Da'thur, seorang tentera musuh menyerang hendap Rasulullah s.a.w. lalu meletakkan pedang di leher baginda dan bertanya, "Siapakah akan menyelamatkan kamu daripadaku?"

Jawab Rasulullah penuh yakin, "ALLAH."

Mendengar jawapan itu, gementarlah Da'thur dan terlepaslah pedang daripada tangannya. Itulah kehebatan Rasulullah... sentiasa ada DIA di hati baginda.

Ketika tiada siapa mengetahui?

Diceritakan juga bahawa pada suatu ketika Khalifah Umar Al-Khattab ingin menguji seorang budak gembala kambing di sebuah padang pasir. "Boleh kau jualkan kepadaku seekor daripada kambing-kambing yang banyak ini?"

"Maaf tuan, tidak boleh. Kambing ini bukan saya yang punya. Ia milik tuan saya. Saya hanya diamanahkan untuk menjaganya sahaja."

"Kambing ini terlalu banyak dan tidak ada sesiapa selain aku dan kamu di sini. Jika kau jualkan seekor kepadaku dan kau katakan kepada tuanmu bahawa kambing itu telah dimakan oleh serigala, tuanmu tidak akan mengetahuinya," desak Saidina Umar lagi, sengaja menguji.

"Kalau begitu, di mana ALLAH?" ujar budak itu.

Saidina Umar terdiam dan kagum dengan keimanan yang tinggi di dalam hati anak kecil itu. Walaupun hanya seorang gembala kambing yakni pekerja bawahan, tetapi dengan kejujuran dan keimanannya, dia punya kedudukan yang tinggi di sisiALLAH. Jelas ada DIA di hatinya.

Ketika kamu tiada jawatan?

Satu ketika yang lain, Saidina Khalid Al-Walid diturunkan pangkatnya daripada seorang jeneral menjadi seorang askar biasa oleh Khalifah Umar. Keesokannya, Saidina Khalid tetap ke medan perang dengan semangat yang sama. Tidak terjejas sedikit pun perasaan dan semangat jihadnya walaupun telah diturunkan pangkat.

Ketika ditanya mengapa, Saidina Khalid menjawab, "Aku berjuang bukan kerana Umar." Ya, Saidina Khalid berjuang kerana ALLAH. Ada DIA di hatinya.

Lalu, di mana Dia dihati kita?

Melihat anekdot-anekdot itu, aku terkesima lalu bertanya kepada diri, di manakah DIA dalam hatiku?

Apakah ALLAH sentiasa menjadi pergantungan harapan dan tempat merujuk serta membujuk hatiku yang rawan?

ALLAH ciptakan manusia hanya dengan satu hati. Di sanalah sewajarnya cinta ALLAH bersemi. Jika cinta ALLAH yang bersinar, sirnalah segala cinta yang lain. Tetapi jika sebaliknya, cinta selain-NYA yang ada di situ, maka cinta ALLAH akan terpinggir. Ketika itu, tiada DIA di hatiku!

Sering diri ini berbicara sendiri, bersendikan sedikit ilmu dan didikan daripada guru-guru dalam hidupku, kata mereka (dan aku amat yakin dengan kata itu);

"Bila ALLAH ada di hatimu, kau seolah-olah memiliki segala-galanya. Itulah kekayaan, ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki."

Kata-kata itu sangat menghantui diriku. Ia menyebabkan aku berfikir, merenung dan bermenung, apakah ALLAH menjadi tumpuan dalam hidupku?

Apakah yang aku fikir, rasa, lakukan dan laksanakan sentiasa merujuk kepada-NYA?

Bila bertembung antara kehendak-NYA dengan kehendakku, kehendak siapa yang aku dahulukan? Sanggupkah aku menyayangi hanya kerana-NYA? Tegakah aku membenci juga kerana-NYA?

Muhasabah ini melebar lagi. Lalu aku tanyakan pada diri, bagaimana sikapku terhadap hukum-hakam-MU?

Sudahkah aku melawan hawa nafsu untuk patuh dan melakukan segala yang wajib sekalipun perit dan sakit ketika melaksanakannya? Sudahkah aku meninggalkan segala yang haram walaupun kelihatan indah dan seronok ketika ingin melakukannya?

Soalan-soalan ini sesungguhnya telah menimbulkan lebih banyak persoalan. Bukan akal yang menjawabnya, tetapi rasa hati yang amat dalam. Aku tidak dapat mendustai-MU, ya ALLAH.

Dan aku juga tidak dapat mendustai diri sendiri

Aku teringat bagaimana suatu ketika seorang sufi diajukan orang dengan satu soalan, "Apakah engkau takutkan ALLAH?"

Dia menangis dan menjawab, "Aku serba salah untuk menjawab ya atau tidak. Jika aku katakan tidak, aku akan menjadi seorang yang kufur. Sebaliknya kalau aku katakan ya, aku terasa menjadi seorang munafik. Sikapku amat berbeza dengan kata-kata. Orang yang takutkan ALLAH bergetar hatinya bila mendengar ayat-ayat ALLAH tapi aku tidak..."

Maksudnya, jika seorang sufi yang hatinya begitu hampir dengan ALLAH pun sukar bila ditanyakan apakah ada DIA di hatinya, lebih-lebih lagilah aku yang hina dan berdosa ini.

Di hatiku masih ada dua cinta yang bergolak dan berbolak-balik. Antara cinta ALLAH dan cinta dunia sedang berperang dengan begitu hebat dan dahsyat sekali.

Kalau kau tanyakan aku, "Adakah DIA di hatimu?"

Aku hanya mampu menjawab, "Aku seorang insan yang sedang bermujahadah agar ada DIA di hatiku. Aku belum sampai ke tahap mencintai-NYA tetapi aku yakin aku telah memulakan langkah untuk mencintai-NYA."

Justeru, kerana belum ada DIA di hatiku, hidupku belum bahagia, belum tenang, dan belum sejahtera. Aku akan terus mencari. Aku yakin ALLAH itu dekat, pintu keampunan-NYA lebih luas daripada pintu kemurkaan-NYA.

Selangkah aku mendekat, seribu langkah DIA merapat. Dan akhirnya... aku yakin... suatu saat nanti, akan ada DIA di hatiku dan di hatimu jua.

Dan kita akan terus mengemis kasih...